Selasa, 19 November 2013

PUISI JOHNUCUP



BAHASAKAN ARTI MU
Karya : Johnucup

Mungkin sedikit yang berarti
Ketika menjalani hari ini
Mungkin sedikit waktu
Dalam mengisi hari ini

Tidak terlalu banyak
Berlalu dan begitu cepatnya
Hingga kita pun lupa
Apa saja yang sudah terlewati

Buatlah yang terbaik untuk esok
Walau itu sedikit waktu
Buatlah yang terbaik hari esok
Walau hanya sekejap mata

Bahasakan arti mu dalam hari
Bahasakan arti mu dengan bahasa mu
Karena semua akan menjadi indah !

PUISI KU



BIARKAN AKU BERMIMPI
Karya : Johnucup


Begitu banyak yang membicarakan
Begitu banyak yang mengerti
Begitu banyak yang menantikan
Begitu banyak yang menginginkan
Aku ….

Begitu banyak yang terpesona
Begitu banyak yang merindukan
Begitu banyak yang memandang
Bagitu banyak yang terinspirasi
Aku ….

Biarkan aku bermimpi
Biarkan aku bermimpi
Dan biarkan aku bermimpi
Laksana seorang pelopor hidup
Laksana seorang terkenal

Dan biarkan aku bermimpi

GAK ADA INSPIRASI



INSPIRASI PAGI
Karya : Johnucup


Takkan terasa bahkan tidak akan terasa
Coba kau sentuh dirinya
Coba kau sentuh kulitnya
Mungkin kau akan sedikit mengerti
Begitu lembutnya hingga sanubari merindu
Ingin selalu bersama
Ingin selalu didekatnya

Mencoba berhalusinasi
Mencoba berimajinasi
Dan selalu mencoba hingga terasa sulit
Hingga terasa sulit dipahami
Akan pesona mu
Tentang senyuman mu
Menawan hati ku hingga ku tertunduk
Hingga aku harus merindu kan mu

Alam ku
Alam Indonesia
Asri mu janganlah pergi
Senyuman mu janganlah menghilang

Rindu ku
Sayang ku
Cinta ku
Untuk Alam mu Indonesia

Sabtu, 02 November 2013

DIBALIK TABIR KEHIDUPAN



RANCU DI BALIK SUASANA HIDUP
DAN ARTI DARI KEHIDUPAN ITU SENDIRI

Terlalu banyak kepentingan yang di jalankan dalam hari-hari dari yang kita kerjakan sampai yang kita tinggalkan, memfasilitasi hidup dengan banyak barang terkadang membuat kita senang saat pertama kali, namun betapa tidak baik ketika kita sadar bahwa barang tersebut membawa kita pada puncak kelemahan dalam konteks iman. Dalam pengertian sederhana kita mengalami kehidupan yang rancu, rancu dalam konteks tidak seperti semestinya kehidupan.
Mengulik dari hal tersebut banyak kita menyia-nyiakan arti kehidupan yang sebenarnya hingga kita pun terlalu biasa dan lupa sebagai seorang manusia yang memang notabenya memiliki kelemahan, dan dari banyak cerita yang saya dengar mereka cenderung merasa baik dengan apa yang mereka tinggalkan. Suasana kehidupan tersebutlah yang membuat mereka merasa sudah terbiasa untuk melakukan hal meninggalkan.
Berbicara soal manusia terlalu banyak hal yang rancu yang mereka buat-buat dengan sengaja, dari merubah sebuah barang hingga suasana, sedang mereka tidak pernah menilik atau mengambil makna kehidupan dari para Pemikir, dimana kebanyakan dari Para pemikir cenderung membuat mereka tidak merasa baik dalam kehidupan meraka, seperti kata-kata yang pernah yang saya ketahui tentang makna kehidupan itu adalah “ibarat menabung yang akan di ambil ketika sudah berakhirnya kehidupan”. Namun konteks pemikir tersebut hanya tinggal memorie atau seperti kerikil kecil di sebuah tempat, terinjak lalu takkan terinjak injak lagi di hari berikutnya.
Beberapa Pemikir cenderung berusaha untuk selalu mengajarkan manusia menuju arah yang baik atau bahkan lebih baik dari kehidupannya saat ini, aku hanya coba mengulik dari balik tabir kehidupan yang saya jalani, dengan memandang banyak manusia yang berlalu lalang, tinggal di rumah kontrakan lalu pindah ke rumah kontrakan yang lain, atau dengan meninggalkan kontrakan tersebut oleh karena mereka telah memiliki rumah sendiri.
Perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil dari apa yang kita usahakan, jika perubahan itu begitu sangat membanggakan berarti kita sangat berusaha dengan keras, namun jika perubahan itu tidak terjadi, mungkin diri kita lah yang memang tidak terlalu bersemangat meraih apa yang kita inginkan.
Dari banyak persepsi dan pola pikir manusia hanya ada satu kutipan yang memang benar-benar adalah fakta, nyata, dan logis. “Kehidupan itu berdasar pada apa yang kita usahakan, semakin besar kita berjuang dengan usaha kita, maka kita akan mendapatkan sebuah perubahan yang mungkin tidak di sangka-sangka, hasilnya kita dapat menikmati kehidupan yang kita jalani. Sedangkan bagi yang tidak berjuang dan bertahan didalam kehidupan mereka cenderung tetap pada kehidupannya itu sendiri, atau mungkin turun dari kehidupannya yang akhirnya hanya menyesali kehidupannya”.
Namun segala sesuatu yang terjadi itu tak lepas dari campur tangan Tuhan yang mengarahkan manusia, dan melangkahkan kakinya pada sebuah perubahan hidup, baik itu perubahan hidup yang memang di nikmati dengan mahligai kenikmatan atau dengan menikmati hidup yang memang sekedar saja.
Segala sesuatu yang kita alami, yang kita dapatkan, tanpa rasa syukur dan menikmatinya, maka kita adalah termasuk orang yang sombong, namun akan sangat lebih sombong lagi manusia yang lalai dalam berbuat baik kepada manusia-manusia yang memang sangat membutuhkan. “Jadi pada konteks kehidupan itu sesungguhnya adalah untuk meraih akhir yang ingin kita ambil”.

JohnUcup

Jumat, 25 Oktober 2013

GAK ADA INSPIRASI




KU TAKKAN PERNAH KEMBALI
Karya : Johnucup

Ku disini tiada yang menepikan cinta ku
Dan tak pernah aku menepikan cinta ku
Semua telah pergi
Semua telah berlalu

Ku takkan pernah kembali
Ku pun takkan pernah memohon
Ku takkan pernah mengenang
Ku pun takkan pernah ada lagi

Hentikan segenap yang pernah ada
Dengan kekuatan yang ku miliki
Di kepala ku tiada lagi dirimu
Di hati ku tiada lagi cinta ku untuk mu

Terlalu lama rasa ini terpendam
Seperti duri yang menusuk jiwa ku
Ku buang dan takkan pernah ku simpan
Ku sibukkan hidup ku membuang mu disana

Ku takkan pernah kembali
Dan tak pernah aku akan kembali
Walau …. Harus ada yang memohon
Kini hidup ku adalah bintang
Sang bintang yang akan terus bersinar
Walau hanya sendiri besar diatas sana
Namun cahaya hidup ku akan terus menerangi
Melalui bahasa ku
Melalui Kisah ku
Melalui banyak goresan yang ku hadirkan

Puisi Johnucup

 GAK ADA INSPIRASI Karya : Johnucup Semilir angin berhembus, sore ini setelah panas hilang, Berjalan mempercepat langkah ku, Mengejar suasan...