RANCU DI BALIK SUASANA HIDUP
DAN ARTI DARI KEHIDUPAN ITU SENDIRI
Terlalu banyak
kepentingan yang di jalankan dalam hari-hari dari yang kita kerjakan sampai
yang kita tinggalkan, memfasilitasi hidup dengan banyak barang terkadang
membuat kita senang saat pertama kali, namun betapa tidak baik ketika kita
sadar bahwa barang tersebut membawa kita pada puncak kelemahan dalam konteks
iman. Dalam pengertian sederhana kita mengalami kehidupan yang rancu, rancu
dalam konteks tidak seperti semestinya kehidupan.
Mengulik dari
hal tersebut banyak kita menyia-nyiakan arti kehidupan yang sebenarnya hingga
kita pun terlalu biasa dan lupa sebagai seorang manusia yang memang notabenya
memiliki kelemahan, dan dari banyak cerita yang saya dengar mereka cenderung
merasa baik dengan apa yang mereka tinggalkan. Suasana kehidupan tersebutlah
yang membuat mereka merasa sudah terbiasa untuk melakukan hal meninggalkan.
Berbicara soal
manusia terlalu banyak hal yang rancu yang mereka buat-buat dengan sengaja,
dari merubah sebuah barang hingga suasana, sedang mereka tidak pernah menilik
atau mengambil makna kehidupan dari para Pemikir, dimana kebanyakan dari Para
pemikir cenderung membuat mereka tidak merasa baik dalam kehidupan meraka,
seperti kata-kata yang pernah yang saya ketahui tentang makna kehidupan itu
adalah “ibarat menabung yang akan di ambil ketika sudah berakhirnya kehidupan”.
Namun konteks pemikir tersebut hanya tinggal memorie atau seperti kerikil kecil
di sebuah tempat, terinjak lalu takkan terinjak injak lagi di hari berikutnya.
Beberapa Pemikir
cenderung berusaha untuk selalu mengajarkan
manusia menuju arah yang baik atau bahkan lebih baik dari kehidupannya saat
ini, aku hanya coba mengulik dari balik tabir kehidupan yang saya jalani,
dengan memandang banyak manusia yang berlalu lalang, tinggal di rumah kontrakan
lalu pindah ke rumah kontrakan yang lain, atau dengan meninggalkan kontrakan
tersebut oleh karena mereka telah memiliki rumah sendiri.
Perubahan-perubahan
tersebut merupakan hasil dari apa yang kita usahakan, jika perubahan itu begitu
sangat membanggakan berarti kita sangat berusaha dengan keras, namun jika
perubahan itu tidak terjadi, mungkin diri kita lah yang memang tidak terlalu
bersemangat meraih apa yang kita inginkan.
Dari banyak
persepsi dan pola pikir manusia hanya ada satu kutipan yang memang benar-benar
adalah fakta, nyata, dan logis. “Kehidupan itu berdasar pada apa yang kita
usahakan, semakin besar kita berjuang dengan usaha kita, maka kita akan
mendapatkan sebuah perubahan yang mungkin tidak di sangka-sangka, hasilnya kita
dapat menikmati kehidupan yang kita jalani. Sedangkan bagi yang tidak berjuang
dan bertahan didalam kehidupan mereka cenderung tetap pada kehidupannya itu
sendiri, atau mungkin turun dari kehidupannya yang akhirnya hanya menyesali
kehidupannya”.
Namun segala
sesuatu yang terjadi itu tak lepas dari campur tangan Tuhan yang mengarahkan
manusia, dan melangkahkan kakinya pada sebuah perubahan hidup, baik itu
perubahan hidup yang memang di nikmati dengan mahligai kenikmatan atau dengan
menikmati hidup yang memang sekedar saja.
Segala sesuatu yang kita alami,
yang kita dapatkan, tanpa rasa syukur dan menikmatinya, maka kita adalah
termasuk orang yang sombong, namun akan sangat lebih sombong lagi manusia yang
lalai dalam berbuat baik kepada manusia-manusia yang memang sangat membutuhkan.
“Jadi pada konteks kehidupan itu sesungguhnya adalah untuk meraih akhir yang
ingin kita ambil”.
JohnUcup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar